I.
PENDAHULUAN
Populasi adalah kumpulan individu yang sejenis yang hidup
pada suatu daerah dan waktu tertentu. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan
bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka
bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan
atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu-
individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat
melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam
kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang
lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis
atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling
berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.
Kata dispersal sebenarnya berasal dari istilah ekologi untuk
menggambarkan penyebaran organisme dari tempat asalnya. Kebiasaan melakukan
dispersal atau penyebaran dilakukan doleh sebagian besar organisme baik
tumbuhan, hewan maupun manusia. Dampak dari terjadinya dispersal atau
penyebaran organisme adalah dapat terjadinya ketidakseimbangan populasi dalam
suatu area atau wilayah tertentu.
Penyebaran yang dilakukan oleh serangga dapat mengakibatkan terjadinya
kelimpahan serangga pada suatu areal tetapi pada areal yang lain terjadi
penurunan populasi serangga. Serangga maupun organisme lain yang melakukan
dispersal dalam siklus hidupnya tentu penuh dengan berbagai resiko bahkan bisa
menyebabkan kematian namun demikian tetap saja ada organisme yang melakukan
dispersal atau penyebaran dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih baik
bahkan kesuksesan.
Kelimpahan serangga berhubungan erat dengan perbandingan antara
kelahiran dan kematian pada suatu waktu tertentu. Kelahiran dipengaruhi antara
lain oleh cuaca, makanan dan taraf kepadatannya. Kematian terutama dipengaruhi
oleh cuaca dan musuh alami. Kepadatan dapat mengakibatkan emigrasi, yang
berarti berkurangnya populasi disuatu tempat dan dapat dianggap sebagai
kematian. Cuaca berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian, secara
tidak langsung mempengaruhi serangga melalui pengaruhnya terhadap kelimpahan
organisme lain termasuk musuh alaminya. Serangga dapat mengatasi keadaan
ekstrim dengan cara melakukan adaptasi yang berhubungan dengan faktor genetis
atau penyesuaian yang sifatnya fisiologis. Serangga mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, juga dapat berpindah tempat untuk
menghindari keadaan ekstrim guna mencari tempat yang lebih sesuai, hal
pergerakan udara/angin, cahaya, suhu, dan kelembapan, berpengaruh terhadap
serangga seperti fisiologi, perilaku, dan ciri-ciri biologisnya, baik langsung
maupun tidak langsung.
. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu
berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah
populasi tersebut. Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi
mengungkapkan bahwa dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada
kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan menghasilkan
perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada lemming, binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang
sangat dingin dibelahan bumi utara. Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat banyak, lalu
terlihat binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini terjadi
karena persediaan makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenai lemming yang bunuh diri muncul
berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan menyeberangi sungai untuk mencari
makan. Ketika mencapai laut, mereka juga mencoba menyeberangi laut tersebut dan
akibatnya mereka mati tenggelam.
II.
PUSTAKA
Menurut
kamus bahasa Indonesia online (2013) , pengertian dari Dispersal adalah penyebaran dan/atau pergerakan menjauhi
tempat kelahiran atau kepadatan populasi, sedangkan Kleiner Kark (2010) mengatakan Dispersal atau penyebaran artinya
gerakan individudari daerahkelahiranatautempat mereka
tinggal,dengan harapan mendapatkan tempat di mana mereka
dapat berreproduksi.
Menurut Kleiner Kark
(2010) istilahpenyebaranberbeda
darimigrasi. Keduanyamengacu padaaspek-aspek
tertentudaripergerakanorganisme. Migrasimengacu padagerakanperiodik,biasanyadari
satuiklimatau wilayahlainuntuk tujuanperkembangbiakan atau mencari makan, hal ini jugamenyimpulkanbahwa organisme
bisakembali ketempat asal. Penyebaran adalah Kesempatan
yang seringkali diambil oleh individu untuk lebih jauh meninggalkan yang
lainnya (misalnya dari orang tua merekaatau saudara) danmenyimpulkanbahwa
penyebaranadalahsatu kali perjalanan.
Penyebaran
yang sukses ke suatu daerahyangsebelumnya tidak ditempati oleh
suatu spesies disebutekspansijangkauan, Ada duajenisekspansijangkauan
yaitu Difusidan penyebaran langsung. (1). Difusi-adalah
proses yang bertahap di manabatasjangkauankemajuanspesiesdalam
menyebarke zonayang sebelumnyakosongdi tepirentanggenerasisebelumnya,
(2). Penyebaran langsung - adalah
pergerakanjarak jauhindividu atau kelompok dariwilayah tempat
tinggaldan bereproduksike lokasi yangjauh daridaerah lamanya. Daerah yang ditujubiasanyakurang(atau lebih)
sesuai habitatnya (Kleiner Kark ,2010)
Hamid
(2014) mengatakan Dispersal (sebaran)
adalah gerakan individu atau bentuk kecilnya (misalnya : biji, spora, telur,
kista, larva dan sebagainya) ke dalam
atau keluar populasi atau daerah populasi. Bentuk dispersal tersebut ada 3
macam yaitu Emigrasi (gerakan searah keluar), Imigrasi (gerakan searah kedalam)
dan migrasi (gerakan periodik berangkat dan kembali).
Mekanisme
dalam penyebaran ada 2 yaitu (1). Aktif
: gerakanorganismedari satulokasi ke lokasi laindengan
carasendiri , (2). Pasif: gerakanorganismedari
satutempat ke tempat laindengan carakekuatanyang lebih kuat, seperti aliranair, angin atauorganisme lain, sedangkan cara penyebaran terbagi atas 3
yaitu Jump Dispersal (Penyebaran Langsung), Diffusion dan Migrasi Sekuler.
1.
Penyebaran
Langsung yaitu Penyebaranjarak jauh
yang dilakukandengan periode yang relatif singkat, beberapa
spesiesmelakukan penyebaran langsung menggunakan air, angin, sayap dan konsekuensinya adalah begitu luas
daerah distribusi yang terjadi dan seringkali ada banyak taksa yang hilang
serta adanyakesamaan/perbedaanantarabiotayang menempati suatu lingkungan di
wilayah geografisyang berbeda(beberapa spesies berada
pada jarak yang berbeda, namun yang penting masih ada
kesempatan).
2.
Difusi yaitu Penyebaranlambatindividu untuk menyebar
keluardaribatasan Kisaranspesies'(dicapai dari generasi ke generasi).
3.
Migrasi Sekuler yaitu Penyebaransangat lambat (misalnya ratusan
generasi) yang biasanyamelibatkanperubahan
evolusionerdalampenyebaranpopulasi
(Anonim, 2010).
Malcolm
(2010) mengatakan bahwa penyebaran (Dispersal) dilakukan dengan 3 alasan yaitu
(1). Menghindari kerumunan (Crowding), (2). Menghindari persaingan dengan
kerabat dan (3). Menghindariperkawinan sedarahdan konsekuensigenetiknegatif.
Sedangkan rentang ekspansi adalah hasil
darisuksespenyebarankedaerah yang sebelumnya tidak ditempati olehspesies
tersebut, biasanya mengikuti cara-cara sebagai berikut (1). Penghapusanpenghalangekologi, fisiologis
atauperilaku, (2). Habitatsebelumnyatidak
cocokmenjadicocok, (3) Pergeseranevolusioner.
Menurut
Hamid (2014) Dispersal merupakan salah satu pergerakan spesies melalui aspek
penyebaran. Terjadi dispersal memiliki suatu konsekuensi yaitu terjadinya
pencampuran antara keturunan dari induk yang berbeda sehingga memberi peluang
yang lebih besar untuk terjadi outbreeding, yang akan diikuti dengan munculnya
variasi genetik yang semakin beragam sehingga terjadilah keanekaragaman
organisme.
Faktor
dispersal (penyebaran) dibagi menjadi 2 yaitu (1). Faktor fisik meliputi suhu,
cahaya, struktur tanah, api dan aliran air. (2). Faktor Kimia meliputi air, oksigen,
salinitas, pH dan nutrients. Adapun faktor kendala dalam penyebaran (dispersal)
adalah distribusi untuk spesies tersebar
tidak jelas dan spesies tersebar di area baru tetapi tidak dapat berkembangbiak karena faktor biotik dan fisik
yang mempengaruhinya (Hamid, 2014).
III.
PEMBAHASAN
A.
Dispersal
atau Penyebaran
Dispersal
merupakan komponen dinamika populasi yang menjamin kelangsungan jangka panjang
populasi dan jenis hewan. Dispersal adalah perpindahan hewan dari tempat
kelahirannya ke daerah baru untuk hidup dan bereproduksi. Perpindahan dalam
dispersal bersifat satu arah tanpa perjalanan pulang ke tempat asalnya.
Secara
garis besar penyebaran serangga hama dalam ruang dibedakan menjadi tiga bentuk
penyebaran yaitu :
1.
Penyebaran Acak
Pada
bentuk ini kedudukan suatu individu serangga hama pada suatu titik di dalam
ruang tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama
lain yang ada pada titik yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu
serangga hama dalam satu titik di dalam ruang, bebas tidak terpengaruh oleh
individu serangga hama yang lain. Contoh hama yang melakukan penyebaran secara
acak adalah wereng batang coklat.
2.
Penyebaran Teratur
Pada
bentuk penyebaran teratur ini kepadatan populasi serangga hama hampir merata.
Oleh sebab itu hasil pengamatan kepadatan populasi pada setiap unit sampel
relatif akan sama. Bentuk penyebaran populasi demikian jarang dijumpai terjadi
pada serangga yang mempunyai sifat kanibal, sehingga satu individu yang lain
kedudukannya akan terpisah antara satu dengan yang lain.
Bentuk
penyebaran teratur secara matematik akan dicirikan dengan besarnya nilai
keragaman akan lebih kecil daripada rata-ratanya. Hal ini disebabkan kepadatan
populasi yang relatif homogen tersebut.
3.
Penyebaran Mengelompok
Bentuk
penyebaran ini seakan-akan merupakan kebalikan dari bentuk penyebaran acak,
dimana kedudukan suatu individu serangga hama pada suatu titik di dalam ruang
akan dipengaruhi oleh atau pun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama
lain yang ada pada titik yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu
serangga hama yang lain akan saling mempengaruhi. Contoh serangga yang menyebar
secara mengelompok adalah semut
B.
Faktor
Pendukung Penyebaran Hama
Beberapa faktor yang mendukung
penyebaran hama antara lain:
1.
Angin
Angin merupakan gerak udara
horisontal dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Pergerakan udara merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyebaran
serangga. Secara langsung angin dan gerakan udara tak berpengaruh terhadap
pertumbuhan hama. Namun angin merupakan faktor penting dalam menyebarkan hama
dan penyakit tumbuhan. Arah dari penyebaran serangga terkadang mengikuti arah
angin. Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses
penyebaran hama tanaman. Kecepatan terbang belalang kembara sangat dibantu oleh
kecepatan dan arah angin, pada angin yang sepoi-sepoi terbang melawan arah
angin, tapi bila angin kencang terbang mengikuti arah angin. Serangga ordo
Hymenoptera, Diptera, Coleoptera dan Orthoptera umumnya terbang pada cuaca
cerah tanpa angin. Jika kecepatan angin melampaui 15 km/jam, aktivitas terbang
terhenti.
Misalnya kutu daun dapat terbang
terbawa angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat (Heteropsylla cubana). Seperti pada tahun 1986, kutu loncat
lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif singkat. Belalang kayu (Valanga nigricornis Zehntneri Krauss), bila terdapat angin
dapat terbang sejauh 3-4 km. Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang
dapat menghambat kupu-kupu untuk bertelur, bahkan dapat mematikannya
(Tarumingkeng, 1994).
2.
Cahaya
Beberapa aktivitas serangga
dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang
aktif pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengarui
aktifitas dan penyebarannya. Habitat serangga dewasa (imago) dan serangga pradewasa
(larva dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada Ordo Lepidoptera,
larva aktif makan dan biasanya menjadi hama, sedangkan serangga dewasanya hanya
menghisap nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya larva dan imago
aktif makan dengan habitat yang sama, sehingga keduanya menjadi hama (Jumar,
2000). Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan
daya tahan kehidupan serangga baik secara langsung maupun tidak langsung.
Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan
makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas
cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Berdasarkan pernyataan diatas serangga
dapat digolongkan :
· Serangga diurnal merupakan
serangga yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi, sehingga aktif pada siang
hari, sementara dimalam hari tidur.
· Serangga nokturnal merupakan
kebalikan dari perilaku diurnal, yaitu serangga yang membutuhkan intensitas
cahaya rendah, sehingga aktif pada malam hari, sementara disiang hari tidur.
·
Serangga krepskular adalah serangga yang
membutuhkan intensitas cahaya sedang atau saat remang-remang selama peralihan
hari yakni waktu senja dan fajar. Serangga ini juga aktif pada malam terang
bulan
Serangga krepskular adalah serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya sedang atau saat remang-remang selama
peralihan hari yakni waktu senja dan fajar. Serangga ini juga aktif pada malam
terang bulan (Wikipedia).
Gambar Locusta migratoria
Ngengat serangga noktural akan
aktif di malam hari, sedangkan belalang kembara (Locusta
migratoria manilensis) arah mengembaranya mengikuti langsung arah cahaya matahari dan
berkumpulnya mengikuti arah berputarnya matahari. Belalang kembara dewasa
gregraria terbang pada siang hari dan malamnya akan berkumpul pada tanaman
untuk makan, kawin dan meletakkan telur. Sedangkan yang soliter terbang pada
malam hari dan siangnya tinggal di pepohonan. Panjang dan pendeknya
periodesitas radiasi matahari akan berpengaruh pada suhu udara, lengas udara
dan lamanya pengembunan yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri,
virus dan sporalisasi cendawan.
3.
Suhu
Serangga memiliki kisaran suhu
tertentu dimana dia dapat hidup. Diluar kisaran suhu tersebut serangga akan
mati kedinginan atau kepanasan. Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada proses
fisiologi serangga. Pada waktu tertentu aktivitas serangga tinggi, akan tetapi
pada suhu yang lain akan berkurang (menurun). Umumnya kisaran suhu yang efektif
adalah suhu minimum 15ºC, suhu optimum 25ºC dan suhu maksimum 45ºC. Pada suhu
optimum kemampuan serangga untuk menghasilkan keturunan besar dan kematian
sebelum batas umur akan sedikit (Jumar, 2000). Pengaruh suhu terhadap kehidupan
serangga banyak dipelajari di negara beriklim dingin/sedang, dimana suhu selalu
berubah menurut musim.
Di negara tropika seperti
Indonesia keadaanya berbeda, iklimnya hampir sama sehingga variasi suhu relatif
kecil. Perbedaan suhu yang nyata adalah karena ketinggian. Serangga adalah
organisme yang sifatnya poikilotermal sehingga suhu badan serangga banyak
dipengaruhi dan mengikuti perubahan suhu udara. Beberapa aktifitas serangga
dipengaruhi oleh suhu dan kisaran suhu optimal bagi serangga bervariasi menurut
spesiesnya. Secara garis besar suhu berpengaruh pada kesuburan/produksi telur,
laju pertumbuhan dan migrasi atau penyebarannya. Suhu yang sangat tinggi
mempunyai pengaruh langsung terhadap denaturasi/merusak sifat protein yang
mengakibatkan serangga mati. Pada suhu rendah kematian serangga terjadi karena
terbentuknya kristal es dalam sel.
4.
Kelembaban
/ Curah Hujan
Kelembapan atau curah hujan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi penyebaran, aktivitas, dan
perkembangan serangga. Pada kelembapan yang sesuai akan membuat serangga lebih
tahan terhadap suhu ekstrim. Umumnya serangga lebih tahan terhadap kelebihan
air, bahkan beberapa serangga yang bukan serangga air dapat menyebar dengan
cara hanyut bersama air. Akan tetapi, kebanyakan air seperti banjir dan hujan
deras yang terus menerus dapat berbahaya pada beberapa serangga (Jumar, 2000).
Serangga harus memperhatikan kandungan air dalam tubuhnya, karena kandungan air
yang turun melewati batas toleransi akan membuat serangga mati. Berkurangnya
kandungan air berakibat pada kerdilnya pertumbuhan dan rendahnya laju
metabolism dalam tubuh serangga. Kandungan air dalam tubuh serangga bervariasi,
umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuh. Serangga yang memiliki kulit
tebal, kandungan airnya lebih rendah. Serangga akan berusaha menyeimbangkan
kandungan air dalam tubuhnya untuk bertahan hidup. Kelembapan juga berpengaruh
pada kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.
Kebutuhan serangga akan air
sangat dipengaruhi dan berhubungan erat dengan keadaan lingkungan hidupnya terutama
kelembapan dan ketersediaan air. Untuk menyatakan kandungan air di udara tau
kelembapan udara dilakukan dengan cara antara lain lengas udara mutlak, lengas
udara spesifik, lengas udara nisbi dan tekanan uap.
Kemampuan serangga bertahan hidup
terhadap lengas udara sangat berbeda-beda tergantung spesiesnya. Hama Trips
tabacidapat bertahan hidup dalam lengas udara di bawah 50%. Dalam lengas
udara nisbi 10%, kumbang bubuk kacang hijau betina meletakkan telur rata-rata
44.4 butir, namun pada lengas nisbi 25%, menghasilkan telur 49.8 butir.
5.
Makanan
Makanan merupakan sumber gizi yang dipergunakan oleh serangga untuk
hidup dan berkembang biak. Jika makanan tersedia dengan kualitas yang sesuai,
maka populasinya akan cepat meningkat. Sebaliknya, jika makan kurang, maka
populasinya akan menurun. Pengaruh jenis makanan, kandungan air dalam makanan
dan besarnya butiran material juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu
jenis serangga. Dalam hubungannya dengan makanan, masing-masing jenis serangga
memiliki kisaran inang yang berbeda yaitu Monofag (hidup dan makan hanya pada
satu atau beberapa spesies dalam satu famili tertentu),Polifag (hidup dan makan pada
berbagai spesies pada berbagai famili), dan Oligofag (hidup dan makan pada berapa
spesies dalam satu famili) (Jumar, 2000).
C. Faktor Penyebab Terjadinya Dispersal
Dispersal merupakan factor pembatasdalampenyebaranserangga, factor
penghambatantara lain doronganmencarimakan, menghindari predator, factor iklim,
atauterbawaolehangin.
1. Doronganmencarimakan
Makanan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan perubahan dari morfologi serangga seperti pada Aphids yang mempunyai sayap
yang akhirnya meninggalkan koloni awal yang telah kelebihan kapasitas. Sebagai contoh penyebaran Aphid
diakibatkan karena kurangnya makanan, kelebihan populasi, dan ingin kawin
2.
Menghindardari predator
Salah
satupenyebabseranggahamameninggalkan habitat aslinyakarenamunculnya predator
yang dapatmengendalikanseranggatersebut. Sehingga, seranggatersebutmeninggalkan
habitat aslidanterjadi dispersal yang dilakukanolehseranggahama.
3. Terbawaanginatau air
Serangga
dapat terbawa oleh angin atau air ke daerah lain, sehingga serangga tersebut
terbawa dan menetap pada daerah lain.
4. Perilakukawindanfaktorfisiklainnya
Serangga dapat tersebar akibat dari keinginan kawin kepada lawan jenis,
sehingga serangga tersebut akan berpindah misalnya Aphids akan menumbuhkan sayap agar dapat mencari lawan jenis apabila terjadi persaingan dalam perkawinan.
Tersebarnya serangga bisa juga disebab faktor sex ratio, dimana
ketidakseimbangan perbandingan antara serangga jantan dan betina bisa
menyebabkan salah satu serangga melakukan penyebaran untuk mencari pasangan
untuk melakukan kopulasi.
5. KemampuanTerbang
Kemampuan serangga dalam menyebar ditentukan dengan kemampuan terbang dari serangga apakah dapat mampu terbang dengan jarak
yang jauh atau dekat,
sebagai contoh belalang memiliki sayap namun jarak terbangnya lebih pendek bila dibandingkan dengan ngengat dan kupu-kupu
yang juga memiliki sayap namun memiliki jarak tempuh yang jauh.
D. Macam-Macam Dispersal
1. Migrasi
Migrasi serangga
adalah pergerakan musiman serangga, terutama spesies capung, kumbang, kupu-kupu dan
ngengat. Jarak
migrasi dapat bervariasi, tetapi kebanyakan melibatkan banyak individu.
Terkadang individu yang bermigrasi dalam satu arah tidak kembali dan generasi
selanjutnya mungkin bermigrasi ke arah yang berbeda.
Contoh serangga yang bermigrasi adalah kupu-kupu monark yang
bermigrasi dari Kanada selatan ke Meksiko tengah.
Monarch Butterfly
Migrasi
juga diartikan sebagai perpindahan, yang pada binatang dapat diperluas artinya
menjadi, perpindahan dari satu habitat ke habitat yang lain yang lebih baik
(cocok). Fenomena perpindahan ini umum terjadi pada binatang, termasuk
serangga. Perilaku ini terutama dipicu oleh kondisi lingkungan abiotik yang
tidak mendukung, misalnya karena terjadi perubahan suhu dan kelembaban yang
drastis akibat perubahan musim. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pula
terhadap ketersediaan pakan bagi si serangga, sehingga alasan lain perpindahan
secara massal ini juga dalam rangka untuk mendapatkan lokasi yang menyediakan
pakan, dan biasanya sekaligus sebagai tempat berbiak yang lebih memadai.
Migrasi
dilakukan oleh banyak spesies serangga, meskipun hanya beberapa serangga yang
tercatat melakukan migrasi yang dikategorikan fenomenal, contohnya migrasi
musiman Kupu-kupu Raja (Monarch Butterfly), Danaus plexippus (Lepidoptera:
Danaidae). Pada musim dingin mereka berpindah dari daerah asal di Amerika Utara
(termasuk Kanada) ke bagian selatan yang lebih hangat, misalnya di wilayah
selatan-tengah Meksiko (Garland & Davis, 2002), atau Kuba (Dockx et al.,
2004)dalam Putra (2009). Setelah
musim semi tiba, mereka akan bergerak pulang ke daerah asalnya di bagian utara
Amerika. Jarak yang mampu mereka tempuh tercatat sampai 4000 km.
Sparks
et al. (2007)dalam Putra (2009)
tentang peningkatan migrasi serangga, misalnya kupu-kupu dan ngengat di Eropa,
memunculkan kekuatiran bahwa perubahan frekuensi dan pola migrasi serangga juga
menunjukkan terjadinya perubahan lingkungan yang berujung pada ketidakstabilan
lingkungan, seperti yang juga dikuatirkan oleh Brower dan Malcolm (1991)dalam Putra (2009), yaitu bahwa
perubahan pola migrasi pada dasarnya dapat dimaknai sebagai perubahan
lingkungan hidup yang kemungkinan berakibat pada kepunahan spesies-spesies
binatang, termasuk serangga.
2. Imigrasi
Imigrasi
adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa
didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang
didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan
populasi.
Contohnya
perpindahan hama wereng batang coklat (Nilaparvata
lugens Stal.) dari suatu daerah pesawahan ke daerah pesawahan lainnya
sehingga terjadi peningkatan populasi hama wereng batang coklat didaerah
pesawahan yang didatanginya.
3. Emigrasi
Emigrasi
seranggaadalahpemencaran atau perpindahan individu serangga keluar daerah
populasi atau ke luar dari habitat populasinya. Emigrasi ini akan mengakibatkan
penurunan populasi serangga tersebut didaerah habitatnya
Contohnya.
Kutu
daun (Aphids) sering dipindah oleh semut ke bagian tanaman atau tanaman lain
untuk keperluan makanan (embun madu). Larva instar pertama Meloidae (Coleoptera) yang disebut
triungulin yang aktif bergerak dan menempel pada bunga-bungaan supaya dapat
pindah bersama lebah.
E.
DISPERSAL
SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS
Dispersal
atau penyebaran disatu sisi sangat berperan dalam perpindahan serangga dari
suatu tempat ke tempat lainnya namun di sisi yang lainnya penyebaran ini dapat
menjadi faktor pembatas dalam perkembangan serangga berkaitan dengan :
1. Ketersediaan
makanan
Emigrasi
suatu serangga hama ke suatu tempat akan mengakibatkan meningkatnya populasi
serangga pada daerah tersebut, disisi yang lain ketersediaan makanan/pakan
tidak mengalami peningkatan pada saat yang bersamaan akibatnya akan terjadi
persaingan dalam memperoleh nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi
serangga dampaknya akan meningkatkan mortalitas dan penurunan natalias, Jika makanan tersedia dengan
kualitas yang sesuai, maka populasinya akan cepat meningkat. Sebaliknya, jika makan
kurang, maka populasinya akan menurun.Disaat yang
bersamaan peningkatan populasi hama
yang ada di areal berarti ketersediaan makanan bagi musuh alami juga semakin
banyak,sehingga populasi musuh alami juga mengalami peningkatan (Ekspansi). Ketika ekpansi terjadi, peningkatan
proporsi dari populasi hama akan mengalami gangguan,sehingga mengurangi juga
ketersediaan pakan bagi musuh alami.
Kekurangan pakan ini akan berakibat pada penurunan tingkat reproduksi,
Menyebabkan penurunan populasi musuh alami. Ketika jumlah musuh alami menurun, makatekanan terhadap populasi hama semakin
menurun, sehingga jumlah hama dilapangan akan meningkat, ketika jumlah hama di
lapangan meningkat, makan populasi musuh alami juga akan meningkat
2. Kemampuan
berkembangbiak
Tinggi rendahnya kemampuan
berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan
kelamin.Perbandingan kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan
tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada keadaan jumlah
makanan banyak tersedia perbandingan antara jantan dan betina menjadi 1:3
sedangkan pada keadaan jumlah makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90%
sehingga populasi berikutnya menurun
3. Tidak
Tersedianya Habitat/Ruang
Habitat
adalah tempat dimana hama dapat hidup. Hal
initermasuk tempat istirahat, sembunyi, perlindungan ataupun tempat tinggal
danbersarang. Menghilangkan atau mengurangi habitat yang disukai hama membuatpertumbuhan
hama menjadi jauh berkurang. Masuknya serangga hama ke suatu areal dapat
mengurangi ketersediaan habitat sehingga terjadi persaingan dalam memperoleh
ruang dan tempat, serangga yang kalah dalam persaingan ruang dan tempat
populasinya akan menurun.
Masuknya
serangga ke suatu daerah dapat menyebabkan terjadinya Kompetisi intraspesifik,
ini terjadi karena kepadatan populasi yang sedemikian rupatingginya, sehingga
kebutuhan akan makanan, tempat tinggal dan kebutuhanhidup lain dari populasi
tersebut menjadi di luar kemampuan daya dukung alamIingkungannya untuk
menyediakan atau mendukung kelangsungan hiduppopulasi tersebut. Akibatnya
individu yang lemah akan tertekan atau mati, ataumeninggalkan tempat tersebut
pergi ke tempat lain, dan bahkan kondisi demikiandapat rnendorong terjadinya
kanibalisme.
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut
diatas maka dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
(1).
Dispersal adalah perpindahan hewan dari tempat kelahirannya ke
daerah baru untuk hidup dan berreproduksi.
Atau gerakan individu atau bentuk kecilnya (misalnya : biji, spora, telur,
kista, larva dan sebagainya) ke dalam
atau keluar populasi atau daerah populasi.
` (2). Bentuk dispersal
ada 3 macam yaitu Emigrasi (gerakan searah keluar populasi), Imigrasi (gerakan
searah kedalam populasi) dan migrasi (gerakan periodik berangkat dan kembali ke
populasi).
(3). Faktor Pendukung Penyebaran
Hamaadalah angin, cahaya, suhu, kelembaban, curah hujan, dan makanan, sedangkan
faktor penyebab terjadinya dispersal yaitu dorongan mencari makanan,
menghindari predator, terbawa angin atau air, perilaku kawin dan faktor fisik
lainnya serta kemampuan terbang
2. Saran
Mempelajari
faktor pendukung dan penghambat serta pola
penyebaran atau dispersal pada organisme secara khusus serangga akan
sangat membantu dalam menentukan pola
pengendalian yang tepat,karena kelimpahan dan kekurangan serangga pada suatu
areal akan berdampak pada ketidakstabilan populasi yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kerugian pada organisme lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2008, Dispersal_&_persistence, *
www.colorado.edu/.../geog_3351_f12/pdf/08-dispersal_&_persistence.pdf · PDF file , University of Colorado boulder,
diakses pada tanggal 15 Oktober 2014
Devita.
2010. Ekologi Fisiologi danDinamika
Populasi Hewan.
https://staff.blog.ui.ac.id/devita/files/2010/05/Ringkasan-1B.1.pdf. Di-akses
pada tanggal 19 Oktober 2014 *
Hasmiandy Hamid. 2014. Ekologi Populasi. *
https://docs.google.com/presentation/d/1SoXqRsEWkiLrLqjAsdnGisG-Rlbcdwsje3gNOTvvNM0/edit#slide=id.i0 . diakses pada tanggal 19 Oktober 2014.
Kamus Bahasa Indonesia Online – Arti Kata Pengertian
Dispersal, Tuesday, August 13, 2013. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2014
Kark Kleiner,
2010. LECTURE 4. Factors that limit
distribution-dispersal, at York College of Pennsylvania.*
Khairullah. 2010. Hubungan Cuaca dan Iklim terhadap Hama dan Penyakit. http://ustadzklimat.blogspot.com/2010_05_01_archive.html.diakses pada tanggal 19 Oktober 2014. *
Malcolm,
S. 2010. BIOS 3010. Ecology
Lecture 4 : Distribution and
Movementhomepages.wmich.edu/~malcolm/BIOS3010 – ecology/Lectures/L04-Bios..· PDF file, diakses
pada tanggal 18 Oktober 2014. *
Prayanti Putri Brahmanda, 2014. Dinamika Populasi.*
http://dwimoii.blogspot.com/2014/04/dinamikapopulasi-ditulisuntuk-memenuhi.html,diakses pada tanggal 18 Oktober 2014
Putra Nugroho Susetyo, 2009. Dongeng Tentang
Serangga,
http://ilmuserangga.wordpress.com/2009/12/10/migrasi-jarak-jauh-strategi
-bertahan-hidup-ala-serangga/, diakses
pada tanggal 27 Oktober 2014
Setyolaksono.
2013. Faktor Pendukung Penyebaran
Serangga di Lapangan. http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-236-faktor-pendukung-penyebaran-serangga-di-lapangan-.html.
diakses pada tanggal 19 Oktober 2014. *
Tim Dosen jurusan Hama Penyakit Tumbuhan. 2011. Modul Praktikum Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tumbuhan.
Universitas Brawijaya. Fakultas Pertanian. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Malang. *
1xbet korean - Legalbet
BalasHapus1xbet korean 메리트 카지노 쿠폰 korean. Free betting tips and predictions for today, tomorrow, 온카지노 Free Sports Tips: Asian Handicap · Live 1xbet and Online Soccer · Basketball · Basketball · Tennis
Casino & Hotel, Latham (MA) - JTM Hub
BalasHapusCasino & Hotel, Latham (MA) - Discover, bet, gamble, and enjoy the casino, 충청북도 출장안마 hotel, dining, 충청북도 출장안마 gaming, shopping 충청남도 출장안마 and entertainment at JTM, 여수 출장샵 the newest 창원 출장마사지